Chef Muda Indonesia di Balik Kesuksesan Lulu Bistrot

Tatler Best of Indonesia 2025 menobatkan Lulu Bistrot sebagai salah satu restoran terbaik di Indonesia, dipimpin oleh Head Chef Austin Milana dan Sous Chef Airin Eddy

Lulu Bistrot
Lulu Bistrot

INDO NIGHT SPOT – Lulu Bistrot di Canggu resmi masuk dalam daftar Tatler 20 Best of Indonesia 2025, sebuah penghargaan tahunan baru yang merayakan restoran-restoran terbaik di Tanah Air. Pengakuan ini menyoroti tim dapur Lulu yang seluruhnya berasal dari Indonesia — khususnya dua chef muda yang memimpin, Head Chef Austin Milana dan Sous Chef Airin Eddy, yang menghadirkan semangat baru pada sajian Prancis di Bali.

Bagi Austin dan Airin, pencapaian ini adalah bukti bahwa warisan, passion, dan kreativitas mampu membentuk kembali wajah kuliner Prancis di Indonesia. Austin memulai perjalanan kulinernya di Surabaya sebelum mengasah keterampilan di Skool Kitchen dan Bartolo, restoran saudara Lulu. Kecintaannya pada dining yang kasual — di mana hubungan dengan tamu terasa lebih dekat — berakar dari keluarganya. “Dengan ayah asal Filipina dan ibu asal Indonesia, makanan selalu menjadi pusat kehidupan saya,” ujar Austin. “Ayah saya memasak hidangan gurih dan asam, sementara masakan ibu penuh dengan rempah. Sejak kecil, itu sudah menjadi pelajaran untuk lidah saya.”

Rasa koneksi dan kebersamaan itu berlanjut dalam salah satu bab paling unik dalam perjalanan kariernya. Di masa jeda industri kuliner,  Chef Austin bersama dua rekannya— Chef Ryan Theja dari Costa dan Chef Vallian Gunawan dari Kindling — ia membentuk kelompok memasak bernama Jammin’ Chow. Melalui wadah kreatif ini, mereka saling mengasah kemampuan, berbagi inspirasi, dan menantang diri untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. “Kami sering berkumpul hanya untuk memasak, berdiskusi, dan saling berbagi apa yang ada di pikiran dan menu kami,” kenang Austin. “Keterbukaan dan kolaborasi itu membuat kami tetap kreatif.” Jammin’ Chow pun menjadi titik penting dalam perjalanannya di dunia kuliner, menandai lahirnya generasi baru chef Indonesia yang membawa warna dan arah baru bagi industri ini.

Perjalanan Airin tak kalah menarik, dibentuk oleh perpaduan antara warisan keluarga dan pendidikan profesional. Terinspirasi dari sang nenek, seorang pembuat kue yang mewariskan resep tradisional, ia kemudian mendalami seni kuliner dan berlatih di Dewakan, Malaysia. “Di sana saya belajar bukan hanya teknik, tapi juga filosofi di balik makanan — mulai dari memilih bahan di pasar hingga mengubah sesuatu yang sederhana menjadi hidangan yang berkelas,” jelas Airin.

Bersama, Austin dan Airin menuangkan pengaruh tersebut ke dalam menu Lulu, menginterpretasikan kembali tradisi Prancis dengan sentuhan bahan lokal Indonesia. Bourguignon dengan air kelapa, beurre blanc dengan kluwek, hingga sole meunière dengan ikan kerapu lokal adalah sebagian dari kreasi mereka. “Kesegaran selalu jadi prioritas,” tegas Austin. “Terutama seafood, yang sangat bergantung pada hasil tangkapan hari itu.”

Bagi Airin, inspirasi juga datang dari bahan asli Indonesia seperti nangka, salah satu favoritnya. “Waktu pelatihan fine dining, saya pernah melihat nangka diolah menjadi teh dan itu sangat menginspirasi saya. Suatu hari, saya ingin mengeksplorasi nangka dalam kuliner Prancis untuk menunjukkan bagaimana sesuatu yang sederhana bisa jadi istimewa.”

Bagi kedua chef, penghargaan ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab yang besar. “Yang tersulit bukan hanya meraih kesuksesan, tapi juga mempertahankannya— menjaga konsistensi kualitas dan standar sambil tetap berkembang,” ujar Austin. Airin menambahkan, “Bagi saya, ini menjadi motivasi untuk terus belajar dan mencurahkan lebih banyak hati dalam setiap hidangan.”

Seiring perjalanan ke depan, Lulu Bistrot terus merayakan perpaduan antara warisan dan inovasi — menciptakan dialog yang terus berkembang antara tradisi Prancis, hasil bumi Indonesia, dan para chef yang menghidupkannya dengan ketulusan dan kreativitas. “Sejak awal, Lulu hadir sebagai tempat di mana orang merasa benar-benar diperhatikan — melalui makanan, layanan, dan koneksi yang tulus,” ujar Rafael Nardo, Founder Lulu Bistrot. “Melihat Austin dan Airin memimpin dapur dengan penuh dedikasi sangat berarti. Penghargaan ini bukan hanya milik mereka, tapi juga cerminan dari apa yang kami bangun setiap hari di Lulu.”

Buka Senin–Jumat mulai pukul 17.00 hingga larut malam, serta Sabtu–Minggu mulai pukul 11.00 untuk brunch hingga malam, Lulu Bistrot mengundang tamu untuk menikmati suasana dari siang hingga malam. Setiap pukul 17.00–19.00, promo two-for-one wines & spritzers jadi pembuka sempurna untuk pengalaman bersantap ala Prancis peraih penghargaan di jantung Canggu.